Thursday, August 22, 2013

Komitmen

*entah kenapa malem ini gw pengen banget dengerin suara Mathew Sayersz, bete gara2 waktu Jazz Gunung kemaren dese udh gak sama BLP*

Anyway, commitment.

Berat ya rasanya ngomongin komitmen, berat buat yang mikir itu beban, ringan buat yang mau belajar. Bukan cuma untuk hubungan dengan pasangan aja kok yang butuh komitmen, Tuhan, orang tua, pekerjaan, bahkan diri sendiri.

Komitmen, dari beberapa definisi yang gw temukan intinya adalah perjanjian untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan kemampuan dan kebutuhan. *oke, kaki gw kejeduk meja. Sakit maakkk!!* Komitmen menurut gw lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan janji. 

Ya gitu, jadi kalau lo udah komit untuk melakukan sesuatu, ya dilakukanlah. Gw sekarang sedang berkomitmen untuk tidak mengeluh sama sekali dengan pekerjaan gw. Ini susah banget dilakukan, seriously! Apalagi dikeadaan-keadaan seperti sekarang, event gak berenti-berenti. Harusnya disyukuri dong? yes, thats what im doing. Gw bersyukur sekali! Paling gak dengan gw ribet sana sini kemaren, gw ngasih pembuktian ke diri gw sendiri, kalau gw bisa. Ya mewek-mewek dikit yaudahlah ya, namanya juga perempuan. Hahahhahaha. Makanya gw jengah banget sama orang-orang disekitar gw yang rempongnya selangit kalau kerjaannya banyak. Beda loh ya rempong beneran sama pengen orang-orang tau kalau gw lagi rempong. Entahlah gw terlalu skeptis kali orangnya, kaya pengen banget bilang "chill man, bukan cuma lo kok yang repot dan gak usah pengen orang tau kalau lo rempong". Kalau bener-bener rempong ampe mau pipis gak sempet, tapi sempet ngepath bilang "kerjaan gw banyak banget" bla bla bla bla. Come on! dan ngomel-ngomel di grup bilang lagi rempong dan bla bla. U can do better than that. Akhirnya gw membanding-bandingkan dengan kerjaan gw dulu, dimana gak ada yg ass-licking pamer lagi banyak kerjaan, ya dilakuin aja, mengeluh wont help you at all! Kalau gw masih sempet update status dan lain2 berarti kerjaan gw biasa aja loadnya, itu sih menurut gw. Capek dengerinnya, udah banyak kerjaan ditambah lagi grup bunyi-bunyi dan suara-suara dengan aura negatif disana sini. 
Ya kecuali bos lo adalah orang yang menilai kinerja orang dari apa yang lo pamer-pamerin. Gw pernah hampir resign gara-gara gak tahan, hahahhaha. Tapi balik lagi ke komitmen gw, gw harus bersyukur no matter what :)

Kalau soal komitmen dengan hubungan, eeeemmmm....

Gw dulu pernah pegang program yang bahas buku-buku, jadi gw harus menyelesaikan 1 buku dalam waktu 3 hari terus dijadikan radioplay *gosh i miss it so bad* akhirnya dapet lah gw bukunya Ninit Yunita, judulnya Test Pack dan tahun kemaren keluarlah filmnya. Disana Ninit Yunita berusaha untuk menjabarkan arti sebuah komitmen dalam hubungan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Begini kata-katanya..

Sebagian dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena dia baik, karena dia pintar, even mungkin karena dia kaya. Tidak pernah terpikir apa jadinya kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dahulu, atau mendadak miskin.
Will you still love them, then? That’s why you need commitment. Don’t love someone because of what / how / who the are. From now on, start loving someone because you want to.                                                      
Simple, right? Can you? Can I? I'll never know, you'll never know, at least im trying to do it. Tapi semakin kesini, gw semakin berpikir. Kalau komitmen antara 2 manusia aja gak cukup. Harus ada landasan yang lebih kuat, landasannya apa?

Tuhan. 


Bisses,

Wuls