Sunday, January 17, 2010

Mendadak Mellooowww

Bukan mellow gr2 lovey dovey thingy kok.

Mellow gr2 gw ngerasa gak bs mewujudkan mimpi gw sendiri. Aaahhh!!! Betee dweeehhh!! *hiihhiii*

Gw gak fokus! Ini aja sebenernya ujian and I hv to read something, tp gak ada semangat sedikitpun buat belajar. Gw udh kaya tumpukan lemak yang teronggok di sova depan. Abis dingin, enak, pe-we, bb ditanggan, ngobrol ama tmn2 gw. Oh gosh! Help me. Gw pengen rasanya mengalihkan semua passion gw buat belajar, kelarin kuliah. Harusnya dulu mama ngelarang bukan pacaran kalo udah kelar kuliah, tapi kerjanya kalo udah kelar kuliah aja.. Saya terlalu terlena sama kerjaan ini, terlalu menyenangkaaaannnnn... :(

Ini aja ujian cm bisa ikut 3, mpk gak lulus2.. Emang ngeluh doang gak nyelesein masalah sih, tapi gw udah mau nangis rasanya pengen lulus cepet2. Hampir 4 taun kuliah, ya Allah boleh yah wulan lulus taun depan? Pengen hidup lbh settle, mau mewujudkan mimpi wulan satu2.. Kasih fokus aja deh, biar fokus nyelesein semuanya, satu2. Kalo boleh minta lebih lagi, biarin wulan nyelesein semuanya bareng2.. Kuliah beres kerjaan juga beres. Amin.

Jadi gini, Ginda, a friend of mine, sekarang dia udah berangkat ke Rusia, internship. Nah gw?? Gara2 kkn makanya gw gagalkan internship Januari ini, lgan gw jg gak terlalu yakin sih kalo gak ada kkn gw bisa ikut yang Januari ini.
Yaudahlah, ngalah dulu ama kkn. Selesein mpk dua-duanya, ambil mata kuliah sisa2, banyakin perbaikan (jurusan gw mengharamkan SP, jadi anak komunikasi susah banget kalo mau perbaikan, mesti ngulang satu semester aja gituuuuuu) trus abs balik kkn ini, coba mulai urus internship ah. Either itu ke Rusia, Poland, Ukraine, arep2 ke Paris :p

Doakan saya yah teman2, paling gak doain ujian2 ini berhasil dulu, kkn lancar, nonton konser2 dulu (masi aja), mpk kelar, trus bisa internship Juli ato Agustus nanti dan lulus! AMIIINNNNN!!!

Mama, sabar yah, wulan belom bisa lulus taun ini. Hiks! (Makin sedih)
InsyaAllah juga berangkat internship kok, sabar yah ma, wulan mau lulus cepet kok :'( abis itu terserah deh mau dibuang kemana.. Nikah nanti aja yah tapi, hehehe.. Mau keliling dunia dulu! Hahhahaa..

Belajar yuks..

Bisses,
Wuls

Saturday, January 16, 2010

Balada Seekor Semut

Boleh aku marah? Boleh aku teriak? Boleh aku mengeluarkan segala amarah didadaku?? Boleh aku keluar dari lingkaran ini sekarang?

Aku hanya seekor semut yang terjebak dalam sebuah gelembung udara yang terus terbang menuju angkasa. Tangan2 kecilku tidak sanggup memecahkan gelembung ini, aku tidak punya taring untuk menggigit atau cakar untuk merobek gelembung ini agak dia pecah dan aku bebas.

Semuanya tidak akan terjadi bila aku tidak mencoba untuk main-main dengan gelembung udara ini. Harusnya aku tidak penasaran dengan apa yang ada di dalam gelembung udara ini. Yang ternyata didalamnya hanyalah udara kosong yang tidak menarik sama sekali, malahan nafasku hampir habis disini, dan aku akan mati sia-sia. Hanya terlihat menarik dari luar, disaat semua gelembung udara itu berlomba untuk menuju ke awan, siapa yang terdahulu sampai di awan atau bahkan lebih tinggi. Apakah mereka bisa bertemu Matahari? Atau bisa bertemu dengan sosok Tuhan?

Rasa penasaran yang membawaku masuk kedalam gelembung udara ini.

Tidak, bukan salah siapa-siapa. Jangan salahkan gelembung ini, karena ia hanya melaksanakan tugasnya yaitu terisi dengan udara, jika sudah cukup maka ia akan terbang ke udara. Tetapi bila ia tidak menggelinding dulu ke arahku, mungkin aku tidak akan peduli.

Aku tidak menyalahkan siapa-siapa. Mereka semua melakukan tugasnya dengan benar. Angin membawa gelembung itu kepadaku, dia datang, aku tertarik memainkannya. Menyalah-nyalahkan keadaan hanya akan membuatmu semakin menyesal.

Tidak ada yang salah di dunia ini, salah tercipta karena sebuah persepsi. Persepsi yang dibuat atas sesuatu yang tidak mereka suka. Coba pikir, jika kita dibebaskan untuk melakukan apa saja, tanpa persepsi atau malah opini dari sana-sini, pasti semuanya dianggap benar. Semua orang pasti menganggap jika 1+1 = 2 itu benar. Jika 1+1 = 11, pasti salah.
Tapi dibalik semua itu, ada alasan yang pasti terhadap semua pembenaran atas persepsi tersebut.
Berhentilah menyalah-nyalahkan keadaan, karena sama saja dengan menyalah-nyalahkan alasan terbesar kita hidup, Tuhan.

Sudah membicarakan persepsinya, aku sudah mau muntah rasanya.
Bukan muntah karena aku muak, tapi karena gelembung ini tidak berhenti berputar. Ku kira gelembung ini akan dapat naik dengan tenang, mengapa ia harus berputar? Aku pusing. Baiklah, aku terima keadaan ini. Tetapi bisakah buat ini lebih cepat, karena aku tidak sanggup merasakan sakitnya, pusingnya lebih lama lagi.
Sampai di lapisan awan keberapa gelembung ini akan pecah dan aku bisa bebas pulang?
Atau dia akan membawaku terbang entah kemana bahkan lebih jauh lagi?

Sudahlah, nafas dan tenagaku sudah hampir habis. Aku akan terima keadaannya, apabila ia akan pecah maka pecahlah. Jika tidak mungkin aku akan mati perlahan atau malah hidup selamanya dalam gelembung ini.

Aku tidak mau menebak, biarkan saja ia bekerja seperti bagaimana seharusnya.

(To all my friends, broken heart it's not the end of the world. Feel the pain, it'll helps u a lot. At least, It'll keeps you awake)

Bisses,
Wuls

Tuesday, January 12, 2010

When We First Met

Jantung ini berdebar cepat.

Nafas ini menderu.

Lutut ini gemetar.

Tangan ini dingin dan kaku.

Bahu ini naik turun begitu cepat.

Telinga ini tidak bisa mendengar suara apa-apa lagi.

Kepala ini mendadak pusing.

Perut ini ingin mengeluarkan seluruh isinya.

Semua indra ini terpaku pada sesuatu.



Kamu.



(After heard When We First Met from Hellogoodbye, it encouraged me to wrote this)


Bisses,
Wuls

Kosong

Ah! Sedih lagi malam ini.

Tidak tau kenapa? Kalau boleh jujur, ada sesuatu yang dirindukan.

Aku terlalu egois untuk merasakan sesuatu yang kosong ini, karena bagiku tidak penting! Masih banyak yang harus dipikirkan karena mereka jauh lebih penting.

Aku kira aku suka cuaca saat ini, saat dimana Matahari sepertinya agak lelah bersinar, ataukah ia merasakan hal yang sama sepertiku? Ada sesuatu yang kosong dalam dirinya.
Beruntunglah kamu wahai Matahari, kamu bisa bersembunyi dibalik awan hitam. Menghindari pertanyaan dan amarah orang-orang yang merindukan sinarmu.

Sedangkan aku?

Tidak ada awan hitam yang bisa menyembunyikan wajah sedihku. Aku tidak bisa menangis seperti hujan yang berhari-hari jatuh, karena aku tidak punya alasan untuk menangis.

Yang aku inginkan hanyalah cepat berlalunya malam, karena aku tidak suka malam hari. Gelap, dingin, sepi.

Rasanya selalu begini kalau sudah malam, sendiri.

Aku yang mau sendiri, aku yang mau ruang itu kosong, aku yang membuang kunci pintu itu jauh-jauh sampai aku sendiri tidak tahu dimana harus mencarinya. Tapi toh aku tidak mau mencari, jika nanti ada yang beruntung menemukannya, mungkin ia bisa membuka lagi ruangan kosong itu.
Tapi (lagi) nanti. Bukan sekarang.

Entah kenapa sekarang yang sangat aku inginkan adalah gelap, sepi, dan dingin.

Rasa yang dingin sekali sampai masuk kedalam sendi-sendi tulangku, sampai aku merasa ngilu dan akhirnya menangis karena tidak tahan sakitnya.

Jangan ada celah sedikitpun, aku tidak mau ditemani cahaya, bahkan cahaya kunang-kunang sekalipun. Aku tidak mau melihat cahaya apapun yang ada di depanku sekarang, mataku perih rasanya bila melihat cahaya, tetap saja aku tidak bisa menangis.

Tidak enak rasanya, aku tidak tahu apa perasaan ini. Rasanya kosong, aku ingin ruangan itu diisi, tapi aku tidak mau ruangan itu terisi.

Sudahlah,

Mungkin aku hanya butuh sendiri. Meskipun ingin tetap berbagi.


Bisses,
Wuls

Sunday, January 3, 2010

Embun

Aku terbangun, tetes embun itu membangunkan ku dari mimpi. Padahal kalau dia tau aku mimpi apa, tidak mungkin dia setega itu membangunkanku.

Baiklah, aku akan berhenti memimpikan berlari-lari di bawah menara Eiffel lagi, iya aku tau itu hanya khayalan anak kecil bodoh. Yang harus aku lakukan adalah berjuang untuk sampai kesana, dengan menyingkirkan malas yang menempel memenuhi tubuhku.

Namaku Embun, entah mengapa mereka menamaiku demikian. Katanya aku lahir waktu pagi, waktu dimana embun-embun masih tertidur pulas di kelopak bunga dan daun.

Sama seperti embun, aku dingin, walaupun kadang aku lebih suka menamai sifatku dengan 'sejuk', aku sangat sensitif, bila ada sedikit gangguan yang menyerangku, aku akan pecah dan berurai. Terlalu mudah bagiku untuk mengeluarkan air mata, tapi aku selalu berfikir pasti ini anugrah Tuhan, yang memberiku perasaan yang sangat halus sampai teramat mudah rasanya mengeluarkan air mata.

Dan kenapa aku bisa disini?

Aku tidak tau apa nama pohon ini, yang aku tau, dia tidak pernah merasa terganggu kalau aku menangis hebat dibawahnya, dia akan diam sambil membelai-belai rambutku sampai aku tertidur.

Aku menangis lagi semalam, mungkin jika ada yang melihatku saat ini, pastilah mereka tertawa, karena mataku tampak seperti sebuah kantong yang berisikan berjuta-juta liter embun yang dikumpulkan dari seluruh pohon di hutan Indonesia. Haha.

Hatiku terluka lagi semalam, bukan ada orang jahat yang berniat melukainya, tetapi aku sendiri yang melukainya. Aku sendiri yang merobek lapisan demi lapisannya, aku suka sakitnya. Karena aku tau, ini kesalahanku, jadi biarlah aku merasakan semuanya lagi.

Tapi entah kenapa aku suka sakitnya, aku suka perasaan sakit yang menghujam dadaku perlahan. Ah, aku merasa bodoh sekali jika sudah seperti ini. Hanya inilah cara untuk bisa membantuku menghadapi kenyataan, dengan merasakan sakitnya.

Kadang untuk melupakan rasanya, aku kan berlari-lari sendiri sampai aku lelah dan terhenti untuk menangis, tetapi saat ini aku terlalu lelah untuk berlari, aku mau hadapi semuanya.

Seperti embun yang selalu siap menerima pagi dan siap jatuh apabila ada angin yang menerpanya.


Bisses,
Wuls

Saturday, January 2, 2010

Warna Warni

Apa warna favorit mu?

“Merah”
“Kuning”
“Hijau”
“Biru”
…..
…..

Kalau kamu?

“Aku suka warna hitam putih, tapi sekarang berganti dengan warna-warni”.


Ingat bagaimana rasanya jatuh cinta?

Rasanya, seperti ada ribuan balon warna-warni yang mengajakmu terbang, bukan lagi warna biru-putih yang terlihat jika kamu mendongakkan kepalamu keatas.

Rasanya, seperti ada ribuan kupu-kupu warna warni yang berebut masuk kedalam perutmu, tanpa menyisakan rongga sedikitpun untuk sedikit udara. Mereka berebut mengepakkan sayapnya di dalam sana.

Rasanya tidak menakutkan, tetapi menyenangkan.


Masih ingat bagaimana rasanya melihat pelangi pertama kali setelah hujan?

Rasakan hangatnya sinar matahari yang masuk setelah guyuran hujan lebat, dan awan gelap mulai bergeser pulang dan digantikan dengan awan-awan cerah yang datang untuk menyambut pelangi.

Rasanya juga menyenangkan.


Seumur hidup, aku hanya sekali masuk kedalam kolam bola warna warni. Selebihnya, aku cukup puas dengan hanya melihatnya dan membayangkan seperti apa rasanya di dalam sana.

Karena imajinasiku bekerja lebih baik dari pada merasakan kenyataan yang sebenarnya tidak terlalu menyenangkan.

Kolam bola warna warni,

Bayangkan, berapa juta kuman yang ada di dalamnya, kalau kita tahu kenyataannya bahwa begitu banyak kotoran yang ada di dalamnya, tidak akan jadi menyenangkan lagi bukan?

Jadi, aku cukup puas dengan hanya membayangkan bagaimana rasanya bermain di dalam sana. Alasan yang kurang logis sepertinya.


Imajinasi selalu bekerja lebih baik daripada kenyataan, aku selalu kecewa dengan tulisan-tulisan yang divisualisasikan. Biarkanlah orang memiliki imajinasi sendiri tentang tulisan itu, tentang bagaimana penggambaran mereka, bukan dituntut untuk melihat sesuatu yang dipaksakan indah padahal tidak.


Sama halnya dengan hidup,

Hidup itu warna warni, paling tidak itu menurutku.

Bayangkan, jika hanya warna hitam saja, atau putih saja, merah saja, hijau saja, kuning saja, pasti membosankan.

Kita diberi anugrah oleh Tuhan, sepasang lensa yang mampu menerima bermilyar-milyar warna, yang memiliki kekuatan entah berapa megapixel untuk menangkap berbagai macam visualisasi, gunakanlah.

Bukan hanya untuk melihat satu dimensi, kemampuannya terlalu sayang untuk digunakan bila melihat sebuah dimensi saja.

Rasanya luar biasa, jika akhirnya kita bisa melihat ke seluruh dimensi yang ada, karena memang itu tujuannya.

Karena kita diberi kemampuan yang luar biasa untuk melihat semua warna, jangan pernah sisakan sedikitpun kemampuan itu untuk tidak bekerja.

Lagipula, kita tidak perlu memasukkan beberapa lembar uang ke dalam kotak setelah menggunakannya bukan?

Happy new year 2010 :)


Bisses,
Wuls