Sunday, August 30, 2009

Rona merah itu adalah Aku

Setelah perjalanan panjang itu, hati ku lelah tubuhku pun begitu.
Tetapi, melihatmu adalah sebuah energi baru untukku.
Aku tahu, matamu kosong menatap keramaian yang berlangsung. Dan tahukah kamu akupun begitu.

Kamu mengajakku untuk meraih sesuatu yang baru, sempat aku ragu, tapi kamu selalu sanggup meyakinkanku.

"Kita mau kemana?", tanyaku.
"Nanti kamu juga tahu..", jawabmu.
Dan kamu menutup mataku lalu mengecup punggung tanganku.

Aku pun tersipu, semburat merah muncul di pipiku.

Kamu membantuku turun, dan masih menutup mataku.
Hawa sejuk mulai menyelimuti tubuhku, dan hatiku berkata, aku suka ini.

Mataku pun terbuka, rona merah pipiku semakin tebal.

"Aku tahu, kamu suka tempat seperti ini, di alam terbuka, banyak pohon, dan sejuk", ujarmu.

Mataku berkaca-kaca, pipiku semakin panas.

"Ini hadiah untukmu", jawabmu sambil tersenyum.

Dan pipiku semakin merona.

Kamu selalu tahu bagaimana cara memelukku, dan lagi..

Pipiku merona merah.

Kamu selalu tahu bagaimana membuat pipiku merona seketika, semua itu bagaikan berjalan di jalan yang sudah kamu kenal sejak lama dan kamu selalu tahu bagaimana menghindari lubang yang ada di jalan itu, walaupun sampai saat ini lubang itu masih ada.

Tahukah kamu, aku hafal bagaimana caramu bernafas, caramu tidur, suara langkahmu, caramu makan, caramu membetulkan letak kacamatamu, bahkan jika suasana hatimu akan berubah akupun tahu.

Saat rona merah itu mulai terhapus perlahan, kamu kembali lagi untuk menjaganya tetap bertahan.
Terlalu takut bagiku untuk tetap membuatnya bertahan.

Kamu meraih tanganku, dan membuat mimik wajah yang selalu ku rindu.
Saat denganmu, rasanya seperti saat aku memakan sebatang coklat.

Coklat yang sempurna, adalah coklat yang memiliki rasa manis dan pahit di dalamnya.
Coklat itu selalu bisa membuat jantungku berdegub kencang dan meninggalkan rona merah di pipiku.

Sama seperti kamu.

Beberapa hari yang lalu kamu bertanya, kenapa aku suka sekali dipeluk?
Jawabku hanya senyuman.
Dan kamu menebak, bahwa pelukkanmu bisa menambah energi untukku.
Aku hanya tersenyum.

Alasannya lebih dari itu,

Karena kau selalu memberikan rona merah itu untukku.


Bisses,
Wuls

3 comments:

Adi said...

UHUK EHEM GROK!!!

http://blog.didut.net

wulan rahmadhita said...

biasa aja maasss,, sumpah.. gak ada apa2..

aang said...

Alhamdulillah, yang ada apa-apanya spt apa?